Sabtu, 28 Januari 2012
CARA MEMBUAT GARAM SECARA ALAMI
Proses pembuatan garam dibagi dalam empat tahap yaitu:
1. Penyiapan lokasi penggaraman
2. Alat dan bahan
3. Lokasi penggaraman
4. Proses pembuatan garam
IV. 1. Penyiapan lokasi penggaraman
Proses pembuatan garam yang sederhana adalah menguapkan air laut
sehingga mineral-mineral yang ada di dalamnya mengendap. Hanya saja
mineral-mineral yang kurang diinginkan sedapat mungkin hanya sedikit yang
dikandung oleh garam yang diproduksi.
Lahan pembuatan garam dibuat berpetak-petak secara bertingkat,
sehingga dengan gaya gravitasi air dapat mengalir ke hilir kapan saja
dikehendaki. Dalam tulisan ini diberikan dua model peningkatan mutu
garam, yaitu mengendapkan Ca dan Mg dengan menggunakan Natrium
Karbonat atau Natrium Oksalat yang dikombinasikan dengan cara
pengendapan bertingkat.
Dalam proses pengendapan, penggelingan atau penggeledekkan lahan sangat mutlak dierlukan untuk mengurangi kebocoran baik akibat gangguna binatang ataupun retakan permukaan kolam.
Kalsium dan magnesium sebagai unsur yang cukup banyak dikandung
dalam air laut selain NaCl perlu diendapkan agar kadar NaCl yang diperoleh
meningkat. Kalsium dan magnesium dapat terendapkan dalam bentuk
garam sulfat, karbonat dan oksalat. Dalam proses pengendapan atau
kristalisasi garam karbonat dan oksalat mengendap dahulu, menyusul garam
sulfat, terakhir bentuk garam kloridanya.
Prinsip dasar dari proses pembuatan garam yang dilakukan adalah
menghasilkan garam yang kualitasnya lebih baik. Untuk itu, diperlukan studi
lapangan yang menunjang kualitas garam antara lain kondisi lahan yang
digunakan, kemiringan, uji laboratorium, termasuk kondisi iklim dan
sebagainya, sehingga dihasilkan garam sesuai kualitas yang diharapkan.
PROSES PEMBENTUKAN KRISTALISASI GARAM
Data yang diperlukan yaitu :
• Evaporasi / penguapan (tinggi)
• Kecepatan dan arah angin (>5 m/detik)
• Suhu udara (>32°C)
• Penyinaran matahari (100%)
• Kelembaban udara (<50% H)
• Curah hujan (rendah) dan hari hujan (kurang)
• Pasang surut
IV. 2. Alat Dan Bahan
IV. 2.1. Alat
Alat-alat yang diperlukan antara lain :
• Meteran
• Pompa atau kincir
• Pipa paralon, stop kran dan selang karet
• Cangkul, linggis, skop, penggaruk . gledek dsb.
IV. 2.2. Bahan
Bahan yang diperlukan antara lain :
• Air laut yang bebas dari polusi (dipompa)
• Natrium karbonat (teknis)
• Natrium Oksalat (teknis)
IV. 3. Lokasi Penggaraman
Tanah untuk penggaraman yang dipilih harus memenuhi kriteria yang
berkaitan dengan ketinggian dari permukaan laut, topografi tanah, sifat fisis
tanah, kehidupan (hewan/tumbuhan) dan gangguan bencana alam.
a. Letak terhadap permukaan air laut :
• Untuk mempermudah suplai air laut
• Untuk mempermudah pembuangan
b. Topografi :
• Dikehendaki tanah yang landai atau kemiringan kecil.
• Untuk mengatur tata aliran air dan meminimilisasi biaya konstruksi
c. Sifat fisis tanah :
Dikehendaki sifat-sifat :
• Permeabilitas rendah
• Tanah tidak mudah retak
Pasir : Permeabilitas tinggi
Tanah liat : Permeabilitas rendah
Struktur tanah yang baik untuk pembuatan garam adalah tanah yang tidak mudah retak dengan tingkat resapan rendah sehingga air laut tidak mudah hilang dari kolam produksi..
PROSES PEMBENTUKAN KRISTALISASI GARAM
Pengujian laborat tanah, yang diperlukan :
• Grain size (ukuran)
• Kelakuan pada pengerasan (proctor test)
Bila diperlukan daya dukung untuk lokasi gudang dan pondasi pompa
d. Gangguan kehidupan :
• Tanaman pengganggu
• Binatang tanah
e. Gangguan bencana alam :
Daerah banjir / gempa / gelombang pasang
IV. 4. Proses Pembuatan Garam
a. Kolam atau bak buatan
Ada bermacam-macam cara pembuatan garam yang telah dikenal
manusia, tetapi dalam tulisan ini hanya akan diuraikan secara singkat cara
pembuatan garam yang proses penguapannya menggunakan tenaga
matahari (solar evaporation), mengingat cara ini dinilai masih tepat untuk
diterapkan perkembangan teknologi dan ekonomi di Indonesia pada waktu
sekarang.
Pada dasarnya pembuatan garam dari air laut terdiri dari langkah-langkah
proses pemekatan (dengan menguapkan airnya) dan pemisahan garamnya
(dengan kristalisasi).
Bila seluruh zat yang terkandung diendapkan/dikristalkan akan terdiri dari
campuran bermacam-macam zat yang terkandung, tidak hanya Natrium
Klorida yang terbentuk tetapi juga beberapa zat yang tidak diinginkan ikut
b.kolam atau bak alami
terbawa (impurities). Proses kristalisasi yang demikian disebut “kristalisasi
total”.
Bila terjadi kristalisasi komponen garam tersebut diatur pada tempat-tempat
yang berlainan secara berturut-turut maka dapatlah diusahakan terpisahnya
komponen garam yang relatif lebih murni. Proses kristalisasi demikian disebut
kristalisasi bertingkat.
Untuk mendapatkan hasil garam Natrium Klorida yang kemurniannya tinggi
harus ditempuh cara kristalisasi bertingkat, yang menurut kelakuan air laut,
tempat kristalisasi garam (disebut meja garam) harus mengkristalkan air
pekat dari 25°Be sehingga menjadi 29°Be, sehingga pengotoran oleh gips
dan garam-garam magnesium dalam garam yang dihasilkan dapat
dihindari/dikurangi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sangat bemanfaat mas artikel nya.. Terima kasih atas wawasan ny... Salam kenal, ian
BalasHapusthanks y mass artikelnya..
BalasHapusPRINSIPNYA MANA ATUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU
BalasHapusJelasin panjang lebar tp ga dikasih caranya.. blog ga mutu!
BalasHapus